Translate

Monday, February 22, 2010

SENI PERUNJUKAN INDONESIA

Seni pertunjukan Indonesia adalah suatu cabang ilmu Etnomusikologi yang mempelajari berbagai bentuk seni pertunjukan yang ada di Indonesia, baik yang meliputi uraian tentang ciri-ciri dan karakteristik bentuk seni pertunjaukan yang ada( meliputi musik,teater, dan lain-lain) baik dalam bentuk representasi tradisi maupun modern.

Kesenian merupakan salah satu dari tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal. Umunya kesenian, tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, berkaitan dengan nilai seni dan religi. Seni mempunyai unsur indah, halus, kreatif, melankonis, ada nilai kebenaran, ada kompetitif, nilai riang, disiplin, dinamis dan lain-lain. Oleh karena itu, setiap etnik di Indonesia tidak terlepas dari kesenian karena seni tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.

Kesenian juga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial.Kesenian muncul untuk kepentingan yang erat huungannya dengan kepercayaan atau tradisi masyarakat.

Pendapat para ahli

Salk Mardianto, pertunjukan adalah semua tingkah laku yang dilakukan seseorang didepan orang lain dan mempunai pengaruh terhadap orang tersebut.

Richard Schenel, pertunjukan adalah sebuah proses yang memerlikan waktu adan ruang, dimana pertunjaukan mempunyai bagian awal, tengah, dan akhir.

Struktur dasar sebuah kesenian pertunjukan meliputi tahapan sebagai berikut,
 persiapan pemain atau penonton.
 Pementasan
 apa dampaknya setelah pertunjukan selesai dan apa yang perlu di evaluasi.

Hal-hal yang harus ada dalam suatu seni pertunjukan adalah,
 Waktu pertunjukan yaitu, awal hingga akhir
 Acara kegitan yang terorganisasi.
 Kelompok pemain
 Kelompok penonton
 Tempat pertunjukan
 Kesempatan untuk mempertunjukkan

Di depan kata pertunjukan biasnya dibubuhkan kata seni yang berarti bahwa tontonan yang memiliki nilai seni bila disampaiakn kepada sejumlah penonton..Dalam hal ini, kata seni juga sering digunakan dengan kata yang sepadan yaitu kata “performance “.

KONSEP SENI PERTUNJUKAN

Menurut Koentjaraningrat, kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan dan merupakan kebutuhan manusia yang universal yang tidak pernah berdiri sendiri dan tidak terlepas dari masyarakat. Ruang lingkup kesenian adalah sebagai berikut,

1. Seni rupa yang dibagi atas :

♫ seni bangunan
♫ seni patung
♫ seni relief
♫ seni lukis / gambar
♫ seni rias
♫ seni kerajianan mencakup seni tari
♫ seni olahraga

2. seni suara mencakup

♫ seni vokal
♫ seni instrumental
♫ seni sastra yang meliputi puisi dan prosa




3. Seni drama merupakan gabungan dari seni suara dan seni rupa meliputi

♫ seni pendalangan
♫ seni film

Menurut Alan P Merriam, ada 10 fungsi musik dalam konsep kesenian. Adapun kesepuluh hal tersebut adalah sebagai berikut,

1. fungsi pebgungkapan emosional
2. fungsi penghayatan estetis
3. fungsi hiburan
4. fungsi komunikasi
5. fungsi perlambangan
6. fungsi reaksi jasmani
7. fungsi kesinambungan budaya
8. fungsi yang berkaitan dengan norma sosial serta pengendali sosial dan pembangkit semangat
9. fungsi pengesahan lembaga sosial dan ritual keagamaan dan
10. fungsi pengitegrasian masyarakat.

Dalam ilmu antropologi, konsep tentang kebuadayaan adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan menjadi milik manusia dengan belajar.Adapun wujud kebudayaan adalah ide, hasil karya dan tindakan.

Istilah seni pertunjukan serta pertunjukan budaya dalam bahasaIndonesia dan Bahasa Melayu adalah sebagai padanan dari istilah “ferfoming art” atau “cultural performance”.

Menurut Salk Murgianto, kajian seni pertunjukan budaya dalam bahasa Indonesia terbagi dalam beberapa rumpun seperti ,



• seni pertunjukan, yang terbagi menjadi seni musik, tari,dan teater.Bidang disiplin ilmu tersebut meluas sampai pada siklus, kabaret dan olahraga, ritual, upacara,prosesi pemakamam dan lain-lain.
• Seni visual atau seni rupa yang terdiri dari seni murni, seni patung, kerajinan lukis grafis interior, design interior reklame dan lain-lain.

• Seni media rekam terdiri dari televisi, radio, internet dan lain-lain.

Dengan demikian, seni pertunjukan telah menjadi suatu disiplin ilmu yang menerapkan berbagai kajian dan metodelogi yang bersifat integratif, dan inter disiplin.Dalam disiplin ilmu, seni pertunjukan selalu melakukan pendekatan perbandingan, bahwa seni pertunjukan dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari yang merangkumi aktivitas seperti olahraga, sulap, upacar ynag bersifat sosial.Begitu juga dengan aktivitas yang menekankan aspek estetika seperti dalam seni musik, tari dan teater.

Seni pertunjukan yang sudah menjadi sebuah disiplin ilmu mencoba mengembangkan metode dan teorinya dengan pendekatan yang bersifat sentifik, menjelajahi berbagai teori, dan metodelogi merangkum ilmu antropologi, sosiologi, sejarah, seni sastra, semiotika analisis struktural, analisis fungsional, etnologi dan berbagai macam ilmu sosial lainnya.

Dengan demikian, seni pertunjukan struktural, fungsional, menjadi bagian yang saling berintegasi dan saling mendukung. Dalam seni pertunjukan, biasanya genre telah mengandung beberapa unsur seni baiik hal tersebut seni suara, visual maupun seni rupa.

PENDEKATAN ILMIAH dan TEORI dalam MENGKAJI SENI

Pendekatan saintifik biasnya menggunakan tori tertentu. Dalam mengkaji fenomena alam, biologi sosial dan budaya. Teori memilki peranan yang sangat penting dalam melakukan pendekatan ilmiah. Dengan teori, seorang ilmuan atau peneliti dibekali dasar-dasar bagaimana mencari dan mengolah data sehingga didapatkan kesimpulan yang absah. Dalam dimensi waktu, teori dari nsemua disiplin ilmu terus berkembang. Teori-teori yang digunakan dalam mengkaji suatu seni pertunjukan baik itu mengkaji tari, musik, teater/pertunjukan, seni rupa, diambil dari berbagai disiplin atau dikembangkan sendiri secar khas seperti bebrapa contoh sebagai berikut :

1. Teori Semiotika

Pendekatan dalam mengkaji seni, salah satunya adalah mengambil teori semiotika dalam rangka usaha untuk memaknai bagaimana makna diciptakan dan dikomunikasikan melalui suatu simbol yang membangun suatu peristiwa seni.

Dua tokoh perintis semiotika adalah Ferdinand de Saussure seorang ahli dalam bahasa berkebangsaan Swiss, serta Charles Sanders Peirce seorang filosof dari Amerika.

Peirce menginterpresentasikan bahasa sebagai suatu sistem lambang yang terdiri dari tiga bagian yang saling berkaitan yaitu, representatum,pengamat (interpretant) dan objek. Dalam kajian seni kita harus mempertimbangkan peranan seniman pelaku serta penonton sebagai pengamat dari lambang-lambang dan usah kita untuk memahami proses penciptaan.

Dengan mengikuti pendekatan semiotika, maka dua pakar pertunjukan budaya, Tadeuz Kowzan dan Pratice Pavis, mengaplikasikannya dalam pertunjukan.

Kowzan menawarkan 13 sistem lambang dari sebuah pertunjukan teater dimana 8 diantaranya berkaitan langsung dengan pemain sedangkan 5 lagi berkaitan dengan diluarnya. Ketiga belas lambang itu adalah , kata-kata, nada bicara, mimik, gestur, gerak, make-up, gaya rambut, kostum, properti, setting, lighting, musik, dan efek suara.

Semiotika adalah suatu disiplin yang mengkaji tanda-tanda serta prilkau yang dugunakan oleh manusia.Dalam konteks kajian musik, terdapat beberapa makna musik. Salah satu yang fundamental adalahbahwa tanda dan objek menghadirkan sebuah keterhubungan identitas.Bahwa tanda musikal adalah murni sebagai sebuah ikon. Bagaimanapun musik memilki kapasitas tanda. Setiap etnis di dunia memiliki konsep dan nilai estetis yang berbeda dalam musik.

2. Teori Fungsionalisme

Menurut Lorimer et al, teori fungsionlisme adalah salh satu teori yang dipergunakan pada ilmu sosial yang menekankan ketergantungan antara institusu-institusi dan kebiasaan pada masyrakat tertentu. Analisis fungsi, menjelaskan bahwa bagaimana susunan sosial didukung oleh fungsi institusi.

Dalam bidang komunikasi, ada beberapa pakar yang mengemukakan pendapatnya mengenai fungsi komunikasi. Fungsi komunikasi memperlihatkan arus gerakan seiiring dengan gerakan masyarakat atau individu. Komunikasi berfungsi menurut keperluan pengguna atau individu yang berinteraksi. Oleh karena itu, fungsi komunikasi bisa dikaitkan dengan ekspresi (emosi), arahan, rujukan, puitis, fatik, dan metalinguitik yang berkaitan dengan bahasa. Secara umum fungsi komunikasi terdiri dari empat kategori uatama yaitu,

 fungsi memberitahu
 fungsi mendidik
 membujuk khalayak mengubah pandangan dan
 untuk menghibur orang lain

Fungsi memberitahu artinya, melalui komunikasi sebagai konsep atau gagasan diberitahukan kepada orang lain (penerima komunikasi), dan penerima ini menerimanya, yang kemudian dampaknya ia tahu tentang gagasan yang dikomunikasikan tersebut. Akhirnya isi komunikasi itu akan direspon oleh penerima, baik dalam perilaku, balasan dan lainnya.

Fungsi komunikasi lainnya adalah mendidik, artinya adalah komunikasi berperan dalam konteks pendidikan manusia.Komunikasi menjadi saluran ilmu dari seseorang kepada orang lain.

Komunikasi yang berfungsi untuk mengubah pandangan manusia atau membujuk khalayak untuk mengubah pandangannya.melalui komunikasi, pandangan seseorang dapat diubah, dari suatu pandangan ke pandangan lain.

Fungsi komunikasi lainnya adalah bersifat menghibur, berarti bahwa melalui sebuah komunikasi seorang penyampai atau sumber komunikasi akan menghibur orang lain sebagai penerima komunikasi, yang memang dalam konteks sosial sangat diperlukan.

Teori fungsionalisme dalam antropologi mulai dikembangkan oleh seorang pakar yang sangat penting dalam sejarah antropologi yaitu Bronislaw Malinowsky (1884-1942). Ia mengembangkan teori fungsional dalam kebudayaan. Ia juga percaya bahwa pendekatan fungsional mempunyai sebuah nilai praktis yang penting.

Pengertian ilmu yang praktis ini dapat dimanfaatkan oleh mereka yang bergaul dengan masyarakat. Selain itu teori ini juga akan mengajarkan tentang kepentingan relatif dari berbagai kebiasaan yang beraneka ragam, bagaiman kebiasaan itu tergantung dengan yang lainnya, dan lain-lain.

Sebuah kajian pendekatan yang bersifat struktural-fungsional dari Radcliffe-Brown adalah kajian mengenai cara penangulangan ketegangan sosial yang terjadi dalam masyarakat.

3. Teori Evolusi

Pada dasarnya teori evolusi menyatakan bahwa unsur yang kebudayaan yang berkembang sejalan dengan perkembangan ruang dan waktu dari yang berbentuk sederhana hingga menjadi bentuk yang lebih kompleks. Dalam seni teori ini digunakan untuk mengkaji sejarah seni, misalnya mengkaji muali dari munculnya suatu seni, pertumbuhannya dalam masyarakat, perkembangan hingga perjalannnya pada zaman sekarang.




4. Teori Difusi

Teori ini mengemukakan bahwa suatu kebudayaan dapat menyebar kekebudyaan lain melalui kontak budaya. Karena teori ini berpijak pada alasan adanya suatu sumber budaya, maka sering juga disebut dengan teori monogenesis (lahir dari suatu kebudayaan). Lawannya adalah teori poligenesis, yang menyatakan bahwa beberapa kebudayaan mungkin saja memilki persamaan ide, aktivitas, maupun benda. Tetapi persamaan kebudayaan itu bukan menjadi suatu alasan adanya satu sumber kebudayaan. Bisa saja persamaan itu secara kebetulan, karena adanya unsur universal dalam diri manusia.

5.Teori Siklus Kwint dan lainnya

Dalam mengkaji timbulnya tangga nada di dunia, para etnomusikolog telah mencapai tahap generalisasi, dengan menggunakan teori siklus kwint. Dari bahan-bahan di China ditemui bahwa untuk membentuk sebuah tangga nada, seorang rajanya yang bernama Huang Ti memerintahkan memotong bambu dalam ukuran rasio tertentu berdasarkan siklus interval kuint dengan rasio matematis ¾ dan 2/3 .

Para pengkaji seni yang meminati upacara terutama kematian selalu menggunakan teori rites de passages yang ditawarkan oleh antropolog Van Gennep. Bahwa kematian manusia adalah dalam kondisi transisi dari suatu dunia ke dunia lain.

Selain dari teori ilmu sosial dan humaniora dalam kajian senitak kalah pentingnya yang digunakan adalah teori dalam ilmu eksakta. Teori yang digunakan dalam mengkaji seni terus berkembang sesuai dengan perkembangan peradapan manusia dimuka bumi. Dengan demikian, seniman dan ilmuan seni terus ditantang untuk mengabdikan dirinya untuk mengabdikan dirinya untuk kesejahteraan manusia secara umum dan kelompoknya secara khusus.





Intisari

Dengan mempelajari dan memahami mata kuliah Seni Pertunjukan Indonesia ini, kita para Etnomusikolog berbeda dengan masyarakat awam dalam mengkaji suatu seni pertunjukan. Ada beberapa teori yanag dapat digunakan dalam mengkaji atau mengamati suatu seni pertujukan yaitu, teori semiotika, teori fungsionalisme, teori evolusi, teori difusi, teori siklus kwint dan lainnya.

MENGGAMBAR MODEL

  Pengertian Menggambar Model Model merupakan objek gambar yang menjadi bahan ispirasi dalam kegiatan menggambar model.  Menggambar model ...