Translate

Monday, August 27, 2012

Peranan Media Massa Terhadap Trand Boyband Di Blantika Musik Indonesia

Peranan Media Massa Terhadap Trand Boyband Di Blantika Musik Indonesia

Boyband adalah sejenis kelompok musik pop atau R&B yang terdiri dari tiga anggota atau lebih, yang semuanya laki-laki muda. Biasanya, anggota boyband selain menyanyi juga menari dalam pertunjukan mereka. Mereka biasanya dibentuk oleh seorang manajer atau produser rekaman dengan cara mengadakan audisi, di mana para peserti diuji penampilan, kemampuan menyanyi, serta kemampuan berdansanya. Sebagai tambahan, mereka biasanya tidak memainkan alat musik sendiri.

Menilik sejarah boyband, kelompok musik ini diawali dari sosok seseorang bernama Maurice Starr yang dianggap sebagai pelopor. Melalui boyband-nya yang bernama New Edition dan New Kids on the Block yang muncul sejak tahun 1983, mereka mampu menyedot banyak penggemar, terutama kaum wanita. Sejak kehadiran dua boyband legendaries ini, mulailah bermunculan boyband-boyband lain yang juga menjadi fenomena hingga sekarang. Beberapa diantaranya adalah Westlife, Take That, Backstreet Boys, Boys II Men, dan masih banyak lagi.

Di Indonesia, boyband sendiri sebenarnya sudah sejak lama bermunculan di masyarakat. Mulai dari era Indra Bekti yang tergabung dalam Fajar Baru Indonesia (FBI), boyband ME, hingga yang terbaru dan sedang hangat dibicarakan saat ini yakni boyband SM*SH. Kalangan masyarakat sendiri menanggapi kehadiran boyband-boyband ini dengan berbagai reaksi. Ada yang dengan sukacita menyambut kemunculan cowok-cowok bertampang keren dan cool ini, namun ada pula yang mencela dengan keras kehadiran mereka.

Meski begitu, betapapun ragam tanggapan yang diberikan oleh masyarakat, kehadiran boyband di Indonesia mampu merebut tempat di hati para pecinta musik tanah air. Sekalipun ada yang mencela, justru itu menjadikan hits mereka semakin booming, dan semakin naik daun merajai musik-musik tanah air. Tinggal menunggu waktu saja trend apa lagi yang akan mewarnai belantika musik Indonesia dan dunia. Apakah trend boyband akan terus bertahan atau digantikan dengan trend-trend lain yang lebih inovatif? Semuanya bergantung dari kualitas setiap pelaku maupun penikmat music itu sendiri.

Trend boyband ini, merupakan salah satu hasil dari music popular. Di dalam music popular, tidak membahas yang berkaitan dengan aspek musical tetapi berkaitan erat dengan strategi pendistribusian, media massa serta pertunjukan untuk tujuan komersial. Inilah yang terjadi pada boyband yang tidak terlalu berorientasi pada kualitas musical tetapi lebih kepada penampilan yang dapat disajikan.

Dalam tulisan ini, akan membahas bagaimana peranan media massa khususnya media elektronik mendukung trand boyband yang sekarang ini menjadi fenomena di blantika music tanah air. Kepopuleran setiap artis khususnya boyband tidak akan bias seperti saat ini jika tidak ada media elektronik yang cukup modern saat ini.

Media elektronik adalah salah satu konteks music populer yang paling dominan. Sulit mencari radio dan televisi yang tidak menyiarkan music. Diantara berbagai music yang disiarkan media elektronik, music populer yang paling dominan.

Televisi merupakan fenomena tersendiri dalam penyiaran music. Pertunjukan live menjadi nyata di televisi, karena ada audio dan video yang dapat dinikmati setiap penikmatnya.

Fenomena trand boyband mulai naik daun pada pertengahan tahun 2011 lalu, dan memiliki para fans/ penggemar yang cukup banyak. Melihat jenjang ketenaran trand ini yang bisa dibilang begitu cepat dibandingkan dengan umur boyband ini memasuki blantika music Indonesia.

Boyband mampu menggeser dominasi musik Melayu yang beberapa tahun belakangan mendominasi musik Indonesia. bahkan mereka sudah menjadi ikon baru remaja di Tanah Air. Konsep musik dan lagu yang ceria, didukung wajah personel yang ganteng dan rupawan, serta kemampuan dance mereka memberi tawaran baru yang menarik. Gejala menguatnya tren boyband bisa dilihat dari kian intensifnya penampilan mereka pada sejumlah program musik di stasiun televisi swasta. Di sini dapat dilihat bahwa media massa sangat erat hubungannya dengan media massa.

Produser Eksekutif Program Musik Dahsyat RCTI Jahja I Rianto mengakui tingginya animo masyarakat terhadap munculnya boyband dan girlband. Hal tersebut menurutnya terlihat dari ramainya acara musik di stasiun televisi yang menayangkan mereka. "Mungkin karena ini sesuatu yang baru muncul sehingga masyarakat amat tertarik, "katanya. Membeludaknya boyband dan girlband yang tampil secara seragam baik dari sisi lagu maupun gaya pada akhirnya akan terseleksi dengan sendirinya.

salah satu televisi swasta tanah air mengadakan program pencarian bakat boyband dan girlband menunjukkan media massa berperan penting dalam kesuksesan boyband.

Masyarakat cenderung akan cepat bosan dengan penampilan mereka yang begitu-begitu saja. Apalagi,di antara boyband dan girlband ini, rata-rata hanya menjual penampilan dan kepiawaian dalam menari. "Saya tidak yakin mereka bisa tahan lama. Dari sekian banyak boyband dan girlband, hanya akan ada segelintir yang bertahan," tegas Bens Leo. Dengan penampilan yang seragam dan begitu-begitu saja, keberadaan boyband dan girlband terancam tidak akan bertahan lama.

Selain itu, kemampuan vokal juga akan memengaruhi audiens. Bens Leo mencontohkan, Cherrybelle dari sembilan orang penyanyi, praktis hanya lima yang jago nyanyi. Sisanya hanya menjadi dancer. Alhasil, kemampuan seperti ini harus dibenahi agar girlband ini bisa bertahan di tengah sengitnya girlband lain yang bermunculan. "Mereka juga harus bisa menciptakan lagu. Band yang personelnya tidak ada yang mampu menciptakan lagu, umurnya tak akan lama,"ujar Bens Leo. 

Pengamat musik Denny Sakrie menyebutkan minimnya kreativitas dari sejumlah boyband dan girlband menjadikan trand ini hanya sesaat saja. Sebab,nyaris tidak adanya boyband dan girlband yang sanggup menciptakan lagu sendiri. Pada sisi lain,membeli lagu dari orang lain mendorong pengeluaran yang lebih banyak, ditambah lagi setiap pendapatan harus dibagikan ke manajemen dan setiap personil boyband yang paling tidak lebih dari tiga orang menyebabkan penghasilan yang semakin minim.

"Salah satu kelemahan mereka adalah tidak ada yang bisa menciptakan lagu sendiri," terang Denny Sakrie. Tak hanya itu, pola bernyanyi di televisi yang lipsync atau playbackjuga menjadikan boyband dan girlband ini hanya mengandalkan gerak dance semata dari para personelnya. Sementara kualitas suara kurang teruji.

Kebintangan (kepopuleran) seseorang atau sekelompok orang bukanlah merupakan jaminan kualitas yang terbaik, karena banyak orang yang mempunyai kualitas baik namun tidak dapat kesempatan yang layak untuk dipromosikan. Sementara sulit diingkari bahwa peranan media elektronik dan juga media cetak menjadi sangat dominan untuk menciptakan dan mempertahankan popularitas seseorang atau sekelompok bintang.

No comments:

Post a Comment

MENGGAMBAR MODEL

  Pengertian Menggambar Model Model merupakan objek gambar yang menjadi bahan ispirasi dalam kegiatan menggambar model.  Menggambar model ...